Indonesia memiliki potensi energi matahari yang berlimpah. Pasalnya,matahari dapat bersinar sepanjang tahun di negeri ini. Berdasarkan data Dewan Energi Nasional, potensi energi matahari di Indonesiamencapai rata-rata 4,8 kilowatt hour per meter persegi per hari (kWh/m2/hari). Energi matahari pun menjadi pilihan strategis sebagai sumberenergi alternatif. International Renewable Agency (IRENA)mencatat, Indonesia akan mengubah 23% dari total pasokan energi menjadi energi baru terbarukan pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Rencana inimerupakan partisipasi negeri ini untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Energimatahari sendiri merupakan salah satu energi terbarukan yang dapat dikembangkandi Indonesia.
Dalam hal teknologi, pemanfaatan energi matahari dalam bentuk pembangkit listrik menjadi pilihan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan listrik harian. Pemanfaatan energi matahari diharapkan dapat digunakan dalam skala yang signifikan pada tahun 2030. Pemasangannya pun dapat dilakukan dipabrik-pabrik, perumahan, dan perkantoran. Sayangnya, teknologi pemanfaatan energi matahari ini belum tersampaikan kepada masyarakat luas. Kesadaran masyarakat untuk menggunakan energi yang lebih bersih pun masih sangat rendah.
Dari sini, PT Surya Energi Indotama yang merupakan anak usaha dari PT Len Industri (Persero)
membuka unit bisnis yang bergerak dibidang Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS Atap) – LenSOLAR untuk bisa dinikmati oleh masyarakat luas. LenSOLAR pun membidik segmen perumahan dan bangunan bisnis untuk produk PLTS Atap. PLTS Atap adalah pembangkit listrik tambahan yang ramah lingkungan dan dibangun di atas atap. Artinya, teknologi ini tidak membutuhkan lahan tambahan. Energi listrik yang dihasilkan langsung dialirkan ke jaringan listrik setempat sehingga dapat mengurangi pemakaian listrik dari PLN. Jika energi listrik yang dihasilkan dari PLTS Atap lebih besar ketimbang pemakaian pada siang hari, maka kelebihan energi tersebut dapat diekspor ke jaringan PLN. Energi ini pun akan terimpor kembali pada malam hari untuk digunakan oleh kebutuhan listrik bangunan tersebut.
Saat ini, LenSOLAR sudah memiliki pelanggan yang tersebar di Bandung dan Jabodetabek. Berdasarkan pengalaman pelanggan, penggunaan PLTS Atap memang sangat efektif untuk mengurangi tagihan listrik bulanan. Selain dapat mengurangi tagihan listrik, PLTS Atap juga merupakan investasi yang dapat melindungi pemilik bangunan dari kenaikan listrik di masa mendatang. Pengembangan penggunaan PLTS Atap ini juga mendapat dukungan baik dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan. Jonan yang beberapa waktu lalu hadir dalam acara Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap di Monas, mengungkapkan bahwa Kampanye PLTS Satu Juta Atap ini sangat bagus. Acara ini merupakan bagian dari usaha bersama dalam memperoleh energi untuk kehidupan dengan sumber energi yang lebih bersih. “Selain menjalankan sistem impor-ekspor listrik dengan PLN yang membuat tagihan listrik lebih hemat, masyarakat juga harus berpikir bahwa teknologi ini akan membantu penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan,” ujar Jonan. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai PLTS Atap, LenSOLAR akan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi mengunjungi Science Center Solar Rooftop LenSOLAR. Pusat pembelajaran ini akan dibangun di empat kota, yaitu Bandung, Jakarta, Surabaya dan Bali. Di Science Center tersebut, masyarakat dapat melihat barang yang dijual oleh LenSOLAR sekaligus memahami prinsip kerja PLTS Atap secara langsung. Harapannya, penggunaan PLTS Atap untuk bangunan bisa berkembang secara pesat di Indonesia.